MANUSIA DAN HARAPAN
Nama : Chaedar Ammar
Kelas : 1KA20
NPM : 11111600
Pengertian Harapan
Setiap
manusia mempunyai harapan yang berbeda-beda. Manusia tanpa adanya
harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli
warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman,
lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya
suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan itu
sendiri. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya
sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat
terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan kita.
Harapan dan Cita-Cita
Harapan
hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja biasanya cita-cita itu adalah
sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya, sedangkan harapan itu tidak
terlalu muluk. Meskipun demikian, harapan dan cita-cita memiliki
kesamaan, yaitu :
1. Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
2. Pada umumnya baik cita-cita maupun harapan adalah menginginkan hal yang lebih baik atau lebih meningkat.
Sebab-Sebab Manusia mempunyai Harapan
Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu :
1. Dorongan Kodrat
Kodrat
adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terwujud dalam
diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, sedih, dan bahagia.
Dalam
diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan
kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat, dan hidup bersama
dengan manusia lain.
Dengan kodrat inilah, manusia memiliki harapan.
2. Dorongan Kebutuhan Hidup
Manusia
memiliki kebutuhan hidup, umumnya adalah kebutuhan jasmani dan rohani.
Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia
lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas baik
kemampuan fisik maupun kemampuan berpikirnya.
Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya, harapan atau kebutuhan manusia itu adalah :
a. Kelangsungan hidup (survival).
b. Keamaanan (safety).
c. Hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (be loving and loved).
d. Diakui lingkungan (status).
e. Perwujudan cita-cita (self-actualization).
Dengan
adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup maka manusia
mempunyai harapan. Karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan
kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan
atau keyakinan akan kebenaran.
Ada
jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil
penyelidikan sendiri, melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran
pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang
itu dipercaya. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap
diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak langsung
kepada manusia.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Kepercayaan
kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya
kepada diri sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Kepercayaan Kepada Orang Lain
Kepercayaan
kepada orang lain itu sudah tentu percaya kepada terhadap kata hatinya,
atau terhadap kebenarannya. Karena ada ucapan yang berbunyi ” orang
dipercaya karena ucapannya”.
3. Kepercayaan Kepada Pemerintah
Pandangan
demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik
rakyat. Rakyat adalah negara dan rakyat itu menjelma pada negara.
Seseorang mempunyai arti hanya dalam masyarakat, dan negara. Hanya
negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, sehingga kedaulatan mutlak
pada negara. Satu-satunya yang mempunyai hak adalah negara. Manusia
perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi hanya kewajiban.
Karena
itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis atau
demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber
kebenaran. Sehingga wajar jika manusia sebagai warga negara percaya
kepada negara dan pemerintah.
5. Kepercayaan Kepada Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan
manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan.
Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan berarti keyakinan dan
pengakuan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh karena itu, jika manusia
ingin memohon pertolongan kepadaNya, maka manusia harus percaya kepada
Tuhan.
Manusia dan Harapan
Manusia pasti memiliki harapan yang
artinya selalu berharap apa yang melekat yang ada didalam dirinya agar apa yang
diinginkannya dapat terwujud dengan baik. Manusia yang tidak punya harapan
biasanya tidak punya tujuan hidup atau bisa disebut mati dalam hidup. Harapan
harus ada didalam keyakinan manusia baik itu keyakinan pada diri sendiri maupun
keyakinan pada tuhan yang maha esa. Manusia berhak untuk berharap selagi
manusia mau berusaha untuk mewujudkan harapan itu dan tuhanlah yang akan
membantu manusia mwujudkan harapan manusia selagi manusia selalu berusaha dan
berdoa tanpa adanya lelah.
Harapan dan cita-cita hampir sama
yaitu dimana perwujudtannya belum mencapai keinginann tetapi perbedaannya
cita-cita lebih mencapai kenginan setinggi binar sedangkan harapan tidak
terlalu muluk seperti cita-cita.
Menurut kodratnya manusia itu adalah
makhluk sosial. Setiap lahir didunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni didalam suatu keluarga yang terutama
lalu dengan masyarakat lain yang ada disekitarnya. Ada dua hal yang mendorong
manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup.
Menurut maslow sesuai dengan
kodratnya dan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan yaitu
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan
manusia itu adalah:
1.
Kelangsungan hidup
2.
Keamanan
3.
Hak dan kewajiban mencintai dan cintai
4.
Diakui lingkungan
Komentar
Posting Komentar